Eranusanews.com, Jakarta – Sekretaris Otoritas IKN (OIKN), Ahmad Jaka Santos Adiwijaya, menyebutkan bahwa fasilitas pendukung untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti pasar, sekolah, rumah sakit dan lain-lain sudah direncanakan semenjak awal dan akan siap seiring dengan perpindahan ASN.
”Fasilitas untuk kebutuhan ASN yang pindah sudah dipikirkan dan akan disiapkan. Sebagai contoh Rumah Sakit bertaraf Internasional rencananya akan hadir di KIPP, kemudian kita juga akan bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang baik,” ujar Jaka dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu (25/3/2023).
Pemerintah tengah menyiapkan skema dan mekanisme pemindahan aparatur sipil negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan cermat. Seperti yang sudah diinformasikan bahwa tahap pertama pemindahan akan berlangsung pada tahun 2024. Pada tahap itu jumlah ASN, TNI, dan Polri yang dipindahkan adalah 16.990 orang.
Seiring dengan persiapan tersebut, Pemerintah juga terus menggenjot pembangungan beragam fasilitas untuk kenyamanan ASN yang pindah ke IKN seperti sarana olah raga, lahan hijau, apartemen, danau, dan lain sebagainya. Persiapan pemindahan ASN sudah berjalan mulai dari rapat kordinasi, perencanaan, penganggaran, dan persiapan lainnya.
Fungsional Kementerian Komunikasi dan Informatika, Farida Dewi Maharani, mengatakan bahwa pemindahan IKN menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan Kota Jakarta, selain itu juga untuk mengatasi kepadatan penduduk di Jakarta khususnya serta pemerataan ekonomi bukan hanya terpusat di Jawa.
Dari sisi jumlah penduduk, menurut data BPS (2020-2022), Jakarta (kisaran 10 jt orang), Jawa Barat (48 jt), Jawa Timur (40 jt), Jawa Tengah (36 jt), bahkan Banten (11 jt). Namun, banyak orang dari Jawa Barat (Depok, Bogor, Bekasi) dan Banten (Tanggerang) yang setiap hari melaju dari provinsi mereka menuju Jakarta.
Jika memang ada ibu kota baru, maka nantinya ada kisaran 970 ribu ASN Pusat (data BKN per Juni 2022) yang akan digeser ke IKN. Angka ini tentu akan mengurangi jumlah kepadatan Jakarta, dan angka ini belum termasuk anggota keluarga yang akan diikutsertakan dalam proses pemindahan IKN.
”Momen ini menjadikan momen untuk memperbaiki kota yang lebih layak huni baik dari aspek tata kota yang lebih hijau dan rapi, aspek pemanfaatan teknologi untuk semua sarana dan prasarana, aspek transportasi publik dan layanan publik yang lebih manusiawi,” kata Dewi.
Menurutnya, dia bersedia pindah ke Nusatara untuk menuju hal yang lebih baik, hidup di lingkungan yang jauh lebih layak minimal tidak macet, hunian asri dan modern serta udara lebih sehat.
”Apalagi ASN dipilih untuk diprioritaskan dipindah awal, ini tentu keistimewaan tersendiri, dengan catatan ada kejelasan proses pemindahan,” tegas Dewi.
Sementara Kepala Bagian Tata Usaha Pada Pusat Pengembangan Kepegawaian ASN, Badan Kepegawaian Nasional, Suharnitik, mengatakan bahwa dirinya sangat setuju dengan perpindahan ibu kota, karena dengan adanya pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Nusantara dapat mengurangi kemacetan di DKI Jakarta dan dapat memperlancar perekonomian.
”Seyogyanya diberikan tunjangan kinerja secara khusus dan ditambah tunjangan lainnya yang dapat menarik minat dari ASN,” tambahnya.
Dewi juga menambahkan bahwa antusiasme ASN dapat diukur dari seberapa siap tempat baru tersebut, minimal kebutuhan-kebutuhan dasar hidup dapat dipenuhi, seperti pasar untuk kebutuhan makan sehari-hari, sekolah untuk ASN yang memiliki keluarga yang masih sekolah minimal SD-SMA, dan rumah sakit. Jika kebutuhan dasar tersebut dapat dipenuhi, maka secara otomatis tidak ada alasan untuk menolak pindah.
”Tentu ASN banyak berharap agar kebutuhan dasar hidup dapat terpenuhi. Dan buat yang berkeluarga, tentu juga berharap untuk mendapatkan tempat hidup yang layak bagi keluarga mereka,” kata Dewi.
Dewi yang sehari-harinya bekerja di Direktorat Pengelolaan Media, Ditjen IKP, Kominfo mengungkapkan bahwa dirinya mengharapkan lingkungan untuk hidup yang jauh lebih layak, sehat dan tertib.
”Semoga IKN dapat menerapkan konsep green economy, sehingga tidak mengorbankan hutan Kalimantan yang hijau namun memberikan kehidupan peradaban yang lebih baik,” katanya.
Perpindahan ibu kota ke Nusantara bukan hanya akan memberikan dampak positif bagi ASN dan masyarakat sekitar, tetapi juga bagi pembangunan nasional secara keseluruhan. IKN diharapkan dapat menjadi kawasan pusat pemerintahan yang modern dan efisien, dengan infrastruktur yang memadai dan sistem pemerintahan yang lebih baik.
Menurut Dewi, ASN tidak akan menolak untuk dipindahkan selama mereka mendapat informasi yang jelas terkait proses pemindahan.
”Apalagi jika mereka akan diberikan prioritas untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, tidak mengalami kemacetan, mendapatkan hunian asri dan modern serta udara yang lebih sehat,” tegas Dewi.
Dalam jangka panjang, pindahnya ibu kota diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya untuk menciptakan Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan, dengan memperbaiki tata kelola pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun demikian, perpindahan ibu kota juga tidak dapat dianggap sebagai solusi tunggal untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi Indonesia.
”Masih banyak tantangan lain yang perlu diatasi, seperti ketimpangan ekonomi, kesenjangan sosial, dan masalah lingkungan. Oleh karena itu, perpindahan ibu kota harus diikuti dengan upaya-upaya konkret untuk memperbaiki keadaan secara keseluruhan,” ujar Dewi. (red). Sumber: Infopublik.id