Payakumbuh, Sumbar-Eranusanews. Wali Kota Rida Ananda tengah menyukseskan tugas dari Presiden RI untuk pengendalian inflasi dengan menanami lahan tidur dengan tanaman pangan yang menjadi kebutuhan sehari-hari rumah tangga seperti cabe, bawang, dan sebagainya.
Media tertarik saat melihat suasana lingkungan di Kantor Camat Payakumbuh Utara, banyak lahan yang sedang ditanami cabe dan jagung yang sudah berusia dua bulan, sementara tampak juga ada lahan bawang dan ada kolam ikannya juga.
Camat Joni Parlin ketika ditemui media saat sedang asyik berladang di lahan itu, Kamis (6/10), mengatakan dirinya merasa inflasi akibat kenaikan harga pangan sangat berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat.
Pihaknya tidak hanya mengajak warga untuk bertanam, malah Camat ikut serta melakukan gerakan menanam tanaman pangan rumahan tersebut di beberapa lahan tidur di sekitar kantor camat.
Dalam rangka pengendalian inflasi ini, camat bersama lurah menggandeng kelompok tani dan dasawisma untuk dapat memanfaatkan lahan yang ada agar ditanami dan dapat menghasilkan nilai ekonomis, selain itu juga kepada masyarakat yang rentan ekonomi untuk bergeliat memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
“Bahkan saya membawa baju “kaparak” untuk berladang selepas jam dinas atau di hari libur. Jadi sedikit banyaknya kita bisa memberikan contoh kepada masyarakat bahwa beginilah cara memanfaatkan lahan untuk perkebunan,” kata camat saat diwawancara.
Dijelaskan camat yang hobi bertanam dan berkolam ikan itu, di sekitaran kantor camat ini ada lahan yang tidak termanfaatkan, pihaknya berinisiatif untuk mengolah bersama tenaga jasa perorangan yang bekerja di kantor camat. “Kita juga sudah ada kolam, bibitnya dibantu oleh Dinas Pertanian, namun jumlahnya masih kurang. Kita juga kekurangan tenaga untuk memperluas lagi kolamnya, sementara lahannya masih luas. Kita sengaja memberdayakan tenaga jasa perorangan di kecamatan untuk mengolah lahan-lahan tersebut agar nanti hasilnya bisa mereka manfaatkan untuk keluarga, mereka juga terdampak oleh inflasi,” terangnya.
Camat mengaku, setelah memulai gerakan menanam ini banyak mendapat pertanyaan dari masyarakat terkait bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah. Yang menjadi kendala adalah warga mengeluh mahalnya harga pupuk dan pestisida, sementara dari pihak kecamatan tidak memiliki anggaran untuk bantuan tersebut.
“Kami tentu menyampaikan persoalan ini kepada OPD terkait dan melaporkannya kepada Wako, semoga nanti ada solusi yang dapat menjawab keluhan masyarakat,” ulasnya.
Di tempat terpisah, Lurah Tigo Koto Diate Musleniyetti menyampaikan warganya Pri Emida di Kelurahan Tigo Koto Diate tidak kepasar lagi membeli sayur dan ikan, yang sangat giatnya bertanam walaupun lahan sempit, tapi bisa menghasilkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan bisa dijual kalau melebihi dari konsumsi di rumah tangga.”Kader PKK kita ini juga berjualan tanaman hias, mari ibu-ibu kita manfaatkan lahan pekarangan kita untuk Usaha Menambah Ekonomi Keluarga (UMEGA), guna untuk menghindari kemiskinan dan mengendalikan inflasi,” pungkasnya. (uul)