Labuh Saji: Tradisi Syukur dan Pelestarian Ekosistem Laut di Palabuhanratu

Eranusanews.com, – Pantai Palabuhanratu di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang eksotis, tetapi juga dengan tradisi uniknya yang disebut ‘Labuh Saji’. Tradisi ini telah berlangsung turun temurun sejak zaman penjajahan Belanda dan sekarang dihubungkan dengan peringatan Hari Nelayan setiap tanggal 6 April.

Labuh Saji, yang secara harfiah berarti “melabuh saji”, awalnya melibatkan upacara melemparkan kepala kerbau ke laut sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan ikan yang melimpah. Namun, tradisi ini telah berkembang dan saat ini melibatkan penaburan benih penyu, lobster, dan spesies lainnya untuk menjaga kelestarian ekosistem laut.

Menurut Budayawan Sukabumi, Asep Nurbagelar, tradisi ini juga merupakan penghormatan terhadap Putri Mayang Sagara, pemimpin di Palabuhanratu yang terkenal dengan kepemimpinannya yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan. Hubungan yang erat antara pemimpin dan rakyatnya diyakini menjadi kunci sejahteranya wilayah ini.

Perayaan Labuh Saji tidak hanya menjadi acara budaya yang penting tetapi juga membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Tahun demi tahun, peningkatan sumber daya alam seperti ikan telah meningkatkan kesejahteraan nelayan di Palabuhanratu. Program ekonomi biru yang dicanangkan pemerintah juga berkontribusi dalam meningkatkan produksi perikanan secara berkelanjutan, sambil menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Dengan perpaduan antara tradisi yang kaya dan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, Palabuhanratu terus mempertahankan warisan budayanya sambil mengejar kemajuan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakatnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *