Eranusanews.com, – Tak mudah menuju situs Batu Tulis di Desa Tepal, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Perjalanan menanjak, berliku, dan berbatu membuat pengendara tak nyaman duduk di atas sepeda motor selama 30 menit. Semakin menanjak, medan tak mulus sehingga pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit ke puncak Pegunungan Batulanteh. Namun, semua kesulitan itu terbayar lunas saat tiba di situs Batu Tulis, bukti peradaban Tepal sejak masa prasejarah.
Batu Tulis terletak di sebelah selatan Desa Tepal, sekitar 4 km dari pusat desa. Perjalanan menuju situs dapat ditempuh menggunakan kuda, naik motor trail, atau berjalan kaki melalui jalan setapak. Di desa ini, cuaca dingin bersuhu 20 derajat langsung menyentuh kulit, bahkan pada pagi hari bisa tembus suhu 19 derajat. Suasana dingin yang sunyi menambah syahdu perjalanan menuju situs ini.
Berada di ketinggian 1.225 mdpl, situs batu tulis kini diteliti kembali oleh tim ahli cagar budaya dari Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) Kabupaten Sumbawa. Menurut tim ahli, situs Batu Tulis merupakan objek diduga cagar budaya (ODCB) yang potensial untuk ditetapkan sebagai cagar budaya Sumbawa. Proses pendataan lengkap sedang dipercepat agar dapat diagendakan pembahasannya oleh tim ahli cagar budaya (TACB) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa.
Wisatawan lokal maupun mancanegara menyebut batu berukuran besar itu dengan situs batu penggores atau batu tulis. Permukaan batu ini terdapat beberapa goresan dengan kedalaman sekitar 2 cm berbentuk lambang kuno dan beberapa lambang senjata, binatang, manusia, alat masak seperti sendok, dan piring. Di batu ini juga terdapat beberapa tanda panah seperti menunjukkan arah sesuatu. Namun, sampai sekarang belum ada yang bisa menerjemahkan sandi atau apa arti dari tulisan di batu tulis tersebut.
Menurut kepala Desa Tepal, Sudirman, situs Batu Tulis ini erat kaitannya dengan sejarah terbentuknya desa ketika masa Datuk Macani, orang yang sangat berpengaruh di Desa Tepal. Situs ini diperkirakan ada sejak zaman batu peak (lunak) yaitu saat batu belum keras seperti sekarang ini. Batu ini tetap dirawat oleh pemerintah desa dan pemerintah Kabupaten Sumbawa menjadi situs sejarah.
Ada jejak perkampungan di atas situs Batu Tulis, dan ada kuburan dari batu yang berukuran besar. Hal itu menjadi bukti ada peradaban saat zaman batu hingga masuk zaman besi di Desa Tepal. “Situs ini menjadi bukti peradaban Tepal tertua di Sumbawa,” ujar Muntaka (62), pemangku adat dan mantan kepala dusun. Pada masa Kesultanan Sumbawa, orang Kepal sering dimintai nasihat oleh Sultan. “Orang Kepal atau Tepal sangat dihormati oleh kaum bangsawan di Kesultanan Sumbawa,” ucapnya.
Situs Batu Tulis di Desa Tepal, Sumbawa, menjadi bukti nyata keberadaan peradaban sejak zaman prasejarah. Keindahan alam dan misteri yang terkandung dalam situs ini menarik minat para wisatawan dan peneliti untuk mengungkap lebih dalam sejarah dan kebudayaan yang ada di daerah ini. (Red)