Tahun 2024 Indonesia akan melaksanakan pesta Demokrasi yaitu pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden dan DPR RI, DPD serta DPRD provinsi, Kabupaten / Kota.
Suhu politik mulai memanas terutama menyangkut pemilahan Presiden dan wakil presiden.
Saling serang antara pendukung bahwa sudah menjurus caci maki serta fitnah.
Menjadi pertanyaan bagi kita semua apakah hal semacam ini sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia?, Tentu jawaban tidak.
Lebih parah lagi semua ini di lakukan oleh para elit politik dan para pendukung calon, tentu saja hal semacam ini sangat naif sekali, jika terjadi terus menerus akan merusakkan tatanan masyarakat Indonesia.
Penulis sangat menyayangkan, sebagai bangsa yang besar namun berjiwa kerdil, sejatinya para elit politik dan para pendukung calon, berpolitik lah dengan cara beretika dan propesional.
Jika pemilihan umum itu bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara agar semakin baik, untuk memilih calon yang ada saat ini tidak lah sulit,toh mereka rata -rata pernah berkuasa dan ada yang masih berkuasa.
Untuk memilih presiden saat ini calon yang ada sudah nampak siapa yang memiliki kualitas dan mumpuni .
Karena Indonesia adalah negara yang besar tentu presiden akan di bantu orang – orang yang pintar dan berilmu, jika ingin negera kuat calon presiden kita kedepannya tidak cukup dengan pintar tetapi harus Jenius dan Religius.
Saat ini yang akan mencalonkan menjadi presiden hanya segelintir yang memiliki kelebihan dan untuk yang lain nya mohon maaf, tolong bercermin dari dulu.
Jangan hanya merasa Ketua partai dan memiliki uang lantas ngotot ingin mencalonkan diri, mengingat kondisi negara kita ini kalau mau jujur sudah sangat parah, masyarakat banyak yang susah.
Selama ini pada saat Kampanye calon dan partai politik selalu berjanji akan mensejahterakan rakyat, tapi nyatanya selama ini menyengsarakan rakyat dengan segala bentuk kebijakan dibebankan kepada rakyat.
Oleh karena penulis membuka mata hati kita semua, jika ingin memilih presiden nanti , bukan atas dasar suka atau tidak suka, atau senang tidak senang, pilih lah pemimpin yang Jenius dan Religius, karena pemimpin yang Jenius dan Religius akan bekerja untuk kepentingan rakyat, karena takut dengan Tuhan jika berbuat salah.
Penulis: Ismail, aktivis provinsi Kepri tinggal di Batam.