Oleh: Muhtadin Sabili (Ketum DPP Pemuda Muslimin Indonesia)
Eranusanews.com – Indonesia melalui untaian pengorbanan dan perjuangan panjang. Sumpah Pemuda Indonesia 1928 sebagi bukti sejarah komitmen dan tekad yang luhur dari para Pemuda dengan latar belakang yang berbeda-beda namun mampu mempersatukan Bangsa, Tanah Air dan Bahasa yaitu Indonesia. Karena dilandasi oleh sebuah kehendak dan kepentingan bersama yaitu Kehendak untuk Merdeka dan Berdaulat serta Berdikari dalam mencapai cita-cita bersama. Pemuda pada masa itu sangat meyakini dalam kondisi yang demikian, senjata paling dahsyat dan mutakhir untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan adalah Persatuan dan Persaudaraan.
Tantangan Pemuda
Pemuda hari ini sesungguhnya menghadapi tantangan yang lebih berat dari generasi pendahulu yang telah mampu mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaannya. Berbagai krisis dan kelemahan dalam tubuh Pemuda Indonesia, khususnya Pemuda Muslim diantaranya terkait dengan Kapasitas Intelektual (Pendidikan, ilmu pengetahuan, perencanaan, perorganisasian, penjagaan, mobilisasi potensi diri) dan Problematika Moral–Spiritual (keberanian, sikap teguh pendirian, semangat beribadah, kesabaran/kegigihan, pemaknaan nilai ikhlas, komitmen dan integritas) merupakan jati diri pemuda Indonesia yang kini nyaris hilang tergilas zaman.
Era Digital dan Globalisasi yang sedang berlangsung saat ini sesungguhnya merupakan Penjajahan, Perbudakan dan Pengendalian gaya baru yang merampas hak asasi kemerdekaan rakyat dari sebuah bangsa yang serta merta atas nama modernisasi dan kemajuan peradaban dunia justru semakin merusak kelestarian alam, serta menjauhkan dari tujuan penciptaan manusia yang telah ditetapkan Tuhan Yang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta yaitu hanya untuk beribadah dan Menyembah kepada Tuhannya (Allah SWT).
Kesadaran kolektif Pemuda Muslim di Indonesia melalui tantangan dan ancaman yang sangat berat hari ini dan kedepan harus terus digelorakan secara massive, sistemik dan berkesinambungan melalui berbagai media sehingga mencapai titik kesadaran untuk bangkit dan bergerak secara bersama dengan jiwa dan semangat untuk mencapai kemerdekaan sejati, membebaskan manusia Indonesia dari berbagai macam Penjajahan, Perhambaan dan Perbudakan yang semakin merajalela kini. Jiwa dan semangat Pembebasan yang revolusioner serta Perubahan yang progresif telah diajarkan oleh para orang tua, ulama, guru, serta pejuang pahlawan kemerdekaan Indonesia dalam membebaskan rakyat Indonesia dari penjajahan dan perbudakan era kolonial.
Semangat Patriotisme dan Nasionalisme berdasarkan ajaran Islam adalah citarasa persatuan sebagai layaknya sebuah anggota tubuh yang tak terpisahkan, rasa senasib sepenanggungan dan kehendak menjalankan ajaran agama menjadi sebab tercapainya kemerdekaan Bangsa Indonesia, “Kita mencintai bangsa dan Negeri ini karena ajaran agama Islam, kita hendak mempersatukan seluruh atau sebagian bangsa ini, Islam adalah cita-cita tertinggi kita sedangkan jiwa nasionalis dan patriotic merupakan tanda hidup bagi seseorang untuk menjalankan Islam yang seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya” (HOS.Tjokroaminoto).
Keyakinan dan Ketaatan dalam menjalankan Perintah dan menjauhi Larangan Allah dan RasulNya, merupakan modal utama seorang Pemuda Muslim, yang dalam perjalanan meraih Kecintaan Tuhannya berupaya dengan kesungguhan dan sekuat kemampuan mempelajari dan memahami esensi tujuan hidup dan kehidupan seorang manusia, berbekal Keimanan dan Ilmu pengetahuan, teguh dalam berjuang sehingga menjadi pribadi yang berakhlak, terlatih dan teruji sukses dalam menjalankan berbagai rintangan kehidupan serta mampu menghantarkan kehendak dan cita-cita ummat dan bangsa Indonesia.